Jalan-jalan di Pecinan Tangerang, memuaskan!

Kalau Jakarta punya Glodok, Bogor punya Jl Suryakencana, maka Tangerang pun punya kawasan China Benteng Tangerang. Saat libur panjang Imlek nanti, menjelajah kawasan ini seharian penuh bisa jadi agenda liburan yang seru.

Kawasan Pecinan Tangerang punya banyak destinasi yang bisa traveler tengok satu per satu, sebab setiap tempat lokasinya sangat berdekatan. Tur bisa diawali dari Gang Sukaria, Jl MT Haryono, Tangerang masuk ke dalam gang-gang rumah-rumah penduduk China Benteng lalu jalan melewati pinggir Sungai Cisadane.

Masuk lagi ke gang-gang rumah penduduk hingga menembus Kelenteng Boen Tek Bio dan berakhir di Museum Benteng Heritage, tepatnya di kawasan Pasar lama Tangerang. Kalau belum puas Anda bisa wisata kuliner dan beli jajanan khas China di area objek wisata ini.

Belum berakhir sampai di sini, menutup perjalanan jelajah kawaan pecinan, traveler bisa melintasi Sungai Cisadane sore-sore naik perahu, cuma bayar Rp 10.000 saja. Lalu disusul wisata kuliner malam-malam di sepanjang Jl Kisamaun. Asyik!

Saatnya tur dimulai! Pagi-pagi tiba di Gang Sukaria traveler bisa sarapan dulu di warung-warung yang berjejer di sana. Seperti Nasi Uduk Encim Sukaria yang jadi primadona, soto babat, soto mie, gado-gado dan banyak lainnya lagi. Bagi traveler penikmat kopi, bisa coba beli biji kopi yang langsung digiling dan dibawa pulang. Harganya cuma Rp 4.000 per ons.

Nah, seusai mengisi amunisi perut, di sinilah jalan-jalan dimulai! Traveler bisa jalan kaki masuk ke gang-gang kecil yang suasananya sepi sekali. Dari Gang Sukaria, rumah gaya Tionghoa asli di sini hanya sedikit saja yang kelihatan.  Langkah kaki tak menyurutkan semangat untuk menapaki sisa historikal etnis China Benteng Tangerang beberapa waktu lalu. Masuk ke gang demi gang, bertemu Jl MT Haryono dan masuk lagi ke gang, sampailah saya di Sungai Cisadane.

Zaman dulu, Sungai Cisadane sangat membantu masyarakat Tionghoa untuk berlalu lalang menggunakan perahu. Sekarang sungai ini cuma berfungsi sebagai jalur air yang digunakan saat lomba perahu naga saat perayaan Imlek. Seusai rehat sebentar di pinggiran sungai, masuk lagi ke gang menuju pusatnya kawasan Pecinan.

Suasana kampung kian terasa dengan bangunan rumah penduduk yang masih terlihat kuno ala China. Di sana ada rumah tua yang amat besar dan menjadi rumahnya walet. Tak terasa sudah setengah perjalanan, dari gang itu ternyata bisa nembus ke ikon objek wisata Pecinan Tangerang. Berhenti dan masuklah ke kelenteng Boen Tek Bio yang warnanya merah menyala! Di belakang kelenteng juga ada Vihara Padumuttara yang juga harus ditengok.

Nah, kalau berjalan ke kiri traveler bisa menemui Masjid Kalipasir yang tak disangka-sangka menjadi destinasi berikutnya. Masjid ini pun menyimpan sejarah panjang dan juga berkaitan dengan orang-orang China Benteng Tangerang. Kalau belok ke kanan traveler bisa menemukan surganya kuliner China yang berpusat di Pasar Lama, Tangerang yang cuma beroperasi siang hari saja.

Di sebelah kelenteng ada gang yang memecah jalur, beloklah ke sana. Di sana traveler bisa menilik asal-usul perkembangan China Benteng Tangerang di Museum Benteng Heritage. Sudah belajar dan berfoto di museum, saatnya mengisi perut lagi di Pasar Lama. Ada kuliner segar dan dingin seperti aneka hidangan es di warung Es Buntin. Yang spesial di sana adalah banyaknya pilihan sirup aneka rasa sesuai selera.

Kalau sudah minum es, ayo jalan lagi menikmati suasana sore di Sungai Cisadane. Traveler bisa naik perahu keliling sungai cuma bayar Rp 10.000 saja, lho. Ternyata perahu-perahu itu tiap hari beroperasi mengantarkan warga yang tinggalan di bantaran seberang sungai. Raut wajah ceria anak-anak yang sedang mandi di sungai jadi teman kita saat keliling sungai. Sunset pun tak malu-malu pulang ke peraduan dan menyiratkan keindahan maksimal. Seru!

Kalau sudah bosan keliling sungai, saatnya mencicipi street food yang ada di sana. Ada kedai Roti Bakar 88 yang menyediakan menu roti bakar, pisang bakar, mie rebus, harganya mulai Rp 10.000-an. Masih di Jl Kisamaun, banyak jejeran rupa-rupa street food malam yang tak berhenti membuat lidah Anda bergoyang. Seperti aneka sate, bakmi, serabi, kue pukis. Tinggal pilih menu sesuai keinginan. Lengkap!

Tidak terasa malam pun datang, traveler pasti sudah puas, lelah dan kenyang. Saatnya kembali ke Jakarta menggunakan moda KRL Commuter Line dari Stasiun Tangerang. Dari Jl Kisamaun menuju ke stasiun cuma berjalan kaki membutuhkan waktu 15 menit saja. Traveler cuma butuh waktu sehari menjelajahi kawasan China Benteng Tangerang sampai puas, lho!