6 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Banda Aceh

Berbekal peta yang didapat dari Dinas Pariwisata di Ulee Lheue, berikut adalah tempat-tempat yang kami kunjungi di bulan April 2013 lalu. Tempat ini rasanya menjadi daftar wajib bagi siapa saja yang berkeliling di kota Banda Aceh.
1. Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh terletak di Jl. Iskandar Muda, Banda Aceh, di seberang lapangan Blang Padang. Museum ini didesain oleh arsitektur asal Bandung, yaitu Bapak Ridwan Kamil. Tidak dikenakan biaya untuk masuk ke dalam Museum Tsunami ini. Jam buka museum adalah hari Selasa sampai dengan Minggu, sementara hari Senin tutup.
Bentuk keseluruhan museum ini berasal dari filosofi perahu, di bagian paling atas bangunan terdapat taman yang juga bisa berfungsi sebagai tempat penyelamatan sementara untuk berlindung dari tsunami (escape hill).
2. PLTD Apung
Ada lingkaran halo-matahari saat kami berkunjung ke PLTD Apung pada tanggal 16 April 2013. Kapal PLTD Apung ini terletak di Desa Punge Blang Cut, Banda Aceh. Lokasi terdamparnya kapal seberat 2.600 ton ini kemudian dijadikan salah satu daerah wisata tsunami yang bagi saya sangat tertata rapi.
PLTD Apung bergeser jaraknya sejauh 5 km dari tempatnya semula yaitu di pelabuhan Ulee Lheue. Setelah menaiki tangga satu per satu dan sampai di bagian geladak kapal dengan tinggi sekitar 20 meter, pengunjung bisa membeli koin dari petugas untuk mengintip pemandangan melalui teropong. Dari teropong ini, pengunjung bisa memandang pegunungan Bukit Barisan dan rumah-rumah penduduk di sekitar desa.
3. Pemakaman masal
Ada beberapa tempat yang menjadi pemakaman masal untuk para korban tsunami, di antaranya di Ulee Lheue, Lhok Nga, dan Jalan Bandara Sultan Iskandar Muda. Pemakaman masal korban tsunami yang kami kunjungi ini terletak di Jalan Pocut Baren No.30, dekat dengan pelabuhan Ulee Lheue. Maka disarankan mengunjunginya ketika akan menuju atau dari pelabuhan Ulee Lheue jika memang ingin satu arah dalam berkeliling. Tak ada salahnya berziarah ke tempat ini, mendoakan para korban tsunami yang telah pergi dan semoga diberi tempat terbaik di sisiNya. Amin.
Di dalam area tersebut juga terdapat sisa bangunan RSUD Meuraxa, saat ini RS tersebut sudah dipindahkan.
4. Museum Aceh
Museum Aceh terletak di Jalan Sultan Alaiddin Mahmudsyah. Di area museum ini terdapat rumah tradisional Aceh (Rumoh Aceh) yang bisa dimasuki setiap pengunjung. Naik ke atas rumah ini kita bisa menjumpai setiap bagian ruang dalam rumah yang fungsinya berbeda-beda. Ada juga berbagai benda yang digunakan di masa kerajaan dahulu.
Di Museum Aceh juga terdapat lonceng besar yang disebut lonceng cakra donya, dan makam Sultan Aceh. Sementara jika masuk ke dalam ruang pameran di sebelah rumoh Aceh, akan dijumpai berbagai benda seperti foto, maket Masjid Raya Baiturrahman, alat-alat tradisional untuk bertani, berladang, dan mencari ikan, serta benda-benda lain yang digunakan oleh masyarakat.
5. Taman Putroe Phang
Taman Putro Phang atau Taman Putri Pahang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya yaitu Putro Phang. Lokasi taman ini terletak di dekat Museum Aceh. Pemandangan di area taman ini menyenangkan dan menggoda untuk piknik, apalagi ketika melihat beberapa mahasiswa sedang asyik bercengkrama di bangku taman dan sebuah keluarga dengan dua anaknya sedang memakan bekal makan siang sambil duduk-duduk di rerumputan di bawah pohon rindang. Langit yang hari itu luar biasa cerah terasa semakin berwarna dengan hijaunya pepohonan di Taman Putro Phang tersebut.
6. Last but not least: Perpustakaan Masjid Raya Baiturrahman
Perpustakaan ini terletak di dalam area Masjid Raya Baiturrahman. Ruangannya cukup tenang dan menyenangkan untuk dijadikan tempat membaca meski tidak terlalu luas. Saat kami datang, meja baca yang tersedia masih cukup untuk menampung setidaknya 10 pemustaka lagi.