NONGSA
- Lion Group resmi membuka Batam Aero Technic pada acara Soft Opening,
Kemarin (27/1) di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam.
BAT merupakan hanggar pertama dari 4 fasilitas hanggar untuk proses maintenance pesawat yang dibangun oleh maskapai penerbangan bertarif rendah tersebut.
Dalam acara Soft Opening kemarin, CEO Lion Group, Rusdi Kirana menghadiri. Begitu juga dengan petinggi-petinggi Kepri, yaitu Gubernur Kepri, H.M. Sani, Kepala Badan Kawasan (BK), Mustofa Wijaya, Walikota Batam, Ahmad Dahlan, Kapolda Kepri, Endjang Sudrajat, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bakti, yang dalam hal ini mewakili Menteri Perhubungan yang tidak bisa hadir.
Rusdi Kirana dalam kata sambutannya mengatakan fasilitas maintenance pesawat di Indonesia masih sedikit, meskipun fakta mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu pasar penerbangan domestik terbesar di dunia.
"Beberapa maskapai penerbangan bahkan mengirim pesawat mereka ke luar negeri untuk melakukan pemeriksaan pesawat," kata Rusdi.
Menurut Rusdi, perawatan pesawat di hanggar ini akan dimulai pada bulan Februari. Pengecekan pesawat pertama di hanggar ini adalah C-check pada pesawat Boeing 737. Dan di tahun berikutnya akan melakukan D-check pada fasilitas milik Lion Group ini.
Masing-masing hanggar memiliki tiga ruang, dengan kata lain dapat menampung tiga buah pesawat besar tipe narrow bodies secara bersamaan. Awalnya nanti, BAT akan fokus pada perawatan pesawat tipe 737, tapi juga akan dikembangkan untuk menampung pesawat tipe lain seperti Airbus A320 series dan tipe pesawat wide body. Tiap hangarnya dapat menampung pesawat besar seperti Airbus A380.
BAT telah memiliki 100 orang engineer dan teknisi di Batam dan akan terus berkembang hingga mencapai 2000 karyawan setelah empat hangar seperti workshop untuk mesin-mesin pesawat, landing gears, auxiliary power units dan komponen beroperasi penuh. Investasi untuk pembangunan seluruh fasilitas ini diperkirakan sebesar 250 juta dollar Amerika.
Rusdi kemudian menambahkan bahwa fasilitas MRO (Maintenance Repair Overhaul) yang baru ini dibuat dengan standar sertifikasi EASA (European Aviation Safety Agency). "Fasilitas ini dapat digunakan pada pesawat dari Lion Group dan afiliasi Lion Group di luar negeri, dan juga dapat digunakan oleh pihak ketiga," katanya.
Lion Group berkomitmen untuk menjadikan Batam sebagai Hub (penghubung,red) di Indonesia bagian barat untuk penerbangan di Indonesia, dan memilih Batam karena alasan lokasinya yang strategis.
"Dengan dibangunnya hanggar ini, Lion akan menambah destinasi dari yang 15 rute menjadi 20, dan tentu saja biaya semakin hemat, karena pesawat tidak perlu lagi maintenance ketempat lain yang jauh," ujar Rusdi.
Pembangunan Hanggar ini disambut positif oleh Mustofa Wijaya. Dalam kata sambutannya, Dia mengatakan pertumbuhan jumlah penerbangan dalam 5 tahun ini semakin meningkat. Contohnya pada tahun 2009 terdapat 26.850 penerbangan dengan 70 rute penerbangan dan pada tahun 2013, terdapat 35.770 penerbangan dengan 120 rute penerbangan.
Sementara jumlah penumpang pun seperti itu. "Pada tahun 2009 terdapat 2.900.000 penumpang dan pada tahun 2013 terdapat 4.200.000 penumpang. Sementara untuk muatan kargo, pada 2009 terdapat 25.000 kargo dan pada tahun 2013 tercatat 35.000," ujar Mustofa.
Hal tersebut menunjukkan pertumbuhan Bandara Hang Nadim yang sangat dinamis dari tahun ketahun. Menurut Mustofa, dengan dibangunnya hanggar ini, akan banyak maskapai penerbangan yang melirik untuk membuka rute disini, sehingga secara tidak langsung akan mendorong iklim pertumbuhan investasi di Batam.
Hal senada juga diungkapkan oleh H.M. Sani. Menurutnya, pada tahun 2015 mendatang, Indonesia harus siap membuka diri terhadap datangnya masa Asean Open Sky yang akan berlangsung bersamaan dengan datangnya Zona Perdagangan Bebas Asean.
"Kualitas penerbangan di Indonesia, khususnya di Batam harus siap bersaing dengan berusaha mencapai standart internasional agar bisa menghadapi datangnya era Asean Open Sky," kata Sani.(cr2)
BAT merupakan hanggar pertama dari 4 fasilitas hanggar untuk proses maintenance pesawat yang dibangun oleh maskapai penerbangan bertarif rendah tersebut.
Dalam acara Soft Opening kemarin, CEO Lion Group, Rusdi Kirana menghadiri. Begitu juga dengan petinggi-petinggi Kepri, yaitu Gubernur Kepri, H.M. Sani, Kepala Badan Kawasan (BK), Mustofa Wijaya, Walikota Batam, Ahmad Dahlan, Kapolda Kepri, Endjang Sudrajat, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bakti, yang dalam hal ini mewakili Menteri Perhubungan yang tidak bisa hadir.
Rusdi Kirana dalam kata sambutannya mengatakan fasilitas maintenance pesawat di Indonesia masih sedikit, meskipun fakta mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu pasar penerbangan domestik terbesar di dunia.
"Beberapa maskapai penerbangan bahkan mengirim pesawat mereka ke luar negeri untuk melakukan pemeriksaan pesawat," kata Rusdi.
Menurut Rusdi, perawatan pesawat di hanggar ini akan dimulai pada bulan Februari. Pengecekan pesawat pertama di hanggar ini adalah C-check pada pesawat Boeing 737. Dan di tahun berikutnya akan melakukan D-check pada fasilitas milik Lion Group ini.
Masing-masing hanggar memiliki tiga ruang, dengan kata lain dapat menampung tiga buah pesawat besar tipe narrow bodies secara bersamaan. Awalnya nanti, BAT akan fokus pada perawatan pesawat tipe 737, tapi juga akan dikembangkan untuk menampung pesawat tipe lain seperti Airbus A320 series dan tipe pesawat wide body. Tiap hangarnya dapat menampung pesawat besar seperti Airbus A380.
BAT telah memiliki 100 orang engineer dan teknisi di Batam dan akan terus berkembang hingga mencapai 2000 karyawan setelah empat hangar seperti workshop untuk mesin-mesin pesawat, landing gears, auxiliary power units dan komponen beroperasi penuh. Investasi untuk pembangunan seluruh fasilitas ini diperkirakan sebesar 250 juta dollar Amerika.
Rusdi kemudian menambahkan bahwa fasilitas MRO (Maintenance Repair Overhaul) yang baru ini dibuat dengan standar sertifikasi EASA (European Aviation Safety Agency). "Fasilitas ini dapat digunakan pada pesawat dari Lion Group dan afiliasi Lion Group di luar negeri, dan juga dapat digunakan oleh pihak ketiga," katanya.
Lion Group berkomitmen untuk menjadikan Batam sebagai Hub (penghubung,red) di Indonesia bagian barat untuk penerbangan di Indonesia, dan memilih Batam karena alasan lokasinya yang strategis.
"Dengan dibangunnya hanggar ini, Lion akan menambah destinasi dari yang 15 rute menjadi 20, dan tentu saja biaya semakin hemat, karena pesawat tidak perlu lagi maintenance ketempat lain yang jauh," ujar Rusdi.
Pembangunan Hanggar ini disambut positif oleh Mustofa Wijaya. Dalam kata sambutannya, Dia mengatakan pertumbuhan jumlah penerbangan dalam 5 tahun ini semakin meningkat. Contohnya pada tahun 2009 terdapat 26.850 penerbangan dengan 70 rute penerbangan dan pada tahun 2013, terdapat 35.770 penerbangan dengan 120 rute penerbangan.
Sementara jumlah penumpang pun seperti itu. "Pada tahun 2009 terdapat 2.900.000 penumpang dan pada tahun 2013 terdapat 4.200.000 penumpang. Sementara untuk muatan kargo, pada 2009 terdapat 25.000 kargo dan pada tahun 2013 tercatat 35.000," ujar Mustofa.
Hal tersebut menunjukkan pertumbuhan Bandara Hang Nadim yang sangat dinamis dari tahun ketahun. Menurut Mustofa, dengan dibangunnya hanggar ini, akan banyak maskapai penerbangan yang melirik untuk membuka rute disini, sehingga secara tidak langsung akan mendorong iklim pertumbuhan investasi di Batam.
Hal senada juga diungkapkan oleh H.M. Sani. Menurutnya, pada tahun 2015 mendatang, Indonesia harus siap membuka diri terhadap datangnya masa Asean Open Sky yang akan berlangsung bersamaan dengan datangnya Zona Perdagangan Bebas Asean.
"Kualitas penerbangan di Indonesia, khususnya di Batam harus siap bersaing dengan berusaha mencapai standart internasional agar bisa menghadapi datangnya era Asean Open Sky," kata Sani.(cr2)
sumber:
http://berita.plasa.msn.com/article.aspx?cp-documentid=255156617